Liputan6.com, Jakarta Belgia tersingkir dari Piala Dunia 2022 setelah hanya bermain imbang tanpa gol kontra Kroasia pada laga terakhir Grup F di Stadion Ahmad bin Ali, Kamis (1/12/2022).
De Rode Deuivels, julukan Belgia, membuang banyak peluang mencetak gol, terutama di babak kedua. Romelu Lukaku jadi pemain yang paling banyak memperoleh peluang, tetapi tak satu pun bisa diubah penyerang Chelsea yang dipinjamkan ke Inter Milan itu, menjadi gol.
Baca Juga
Tidak heran jika selepas pertandingan, Lukaku terlihat sangat sedih dan emosional menerima kenyataan pahit Belgia harus angkat koper dari turnamen karena kalah bersama dari Maroko yang menjadi juara Grup F dan Kroasia yang menempati posisi kedua.
Advertisement
Lukaku bahkan terekam kamera ngamuk setelah laga Kroasia vs Belgia berakhir. Dia terlihat kesal dan menumpahkannya dengan memukul bangku cadangan hingga membuat bagian kaca plastik bangku cadangan rusak.
Sementara Asisten Pelatih Belgia, Thierry Henry nampak, menenangkan Lukaku yang terlihat begitu kecewa karena menyadari telah membuang banyak peluang dalam duel yang dipimpin wasit asal Inggris, Anthony Taylor itu.
Tersingkirnya Belgia dari babak awal, menjadi salah satu kejutan di Piala Dunia 2022. Sebab sebelum turnamen berlangsung, Belgia dinilai masih memiliki kualitas untuk bersaing di jalur juara dengan materi pemain mumpuni.
Tetapi generasi emas Belgia, nampaknya sudah usang dan keraguan itu, justru datang dari pemain mereka sendiri, Kevin De Bruyne. Gelandang serang Manchester City itu, melontarkan pernyataan yang justru memicu konflik internal.
Belgia di Piala Dunia 2022 hanya mencetak satu gol yang diciptakan Michy Batshuayi, ketika mereka menang beruntung atas Kanada di laga pertama dengan skor 1-0.
Isu Disharmoni Pemain Belgia
Isu perpecahan di skuad Belgia ditepis Eden Hazard. Sang kaptenmenepis kontroversi seputar kampanye timnas Belgia Piala Dunia 2022 yang mengecewakan. Dia mengatakan bahwa tidak ada pertengkaran sama sekali di antara sesama anggota tim meskipun ada rumor tentang perkelahian antar pemain di ruang ganti.
Eden Hazard juga mengungkapkan timnas Belgia hanya mengadakan pertemuan untuk membahas pertandingan mereka jelang melawan Kroasia, pada Kamis (1/12/2022).
Selanjutnya, penyerang berusia 31 tahun itu pun membantah komentar Kevin De Bruyne yang muncul dalam wawancara di media The Guardian, di mana sang gelandang menyebut Belgia "terlalu tua" untuk menjuarai turnamen tersebut.
"Kadang-kadang dalam sebuah wawancara Anda mengatakan hal-hal lucu, Anda tidak sungguh-sungguh", kata Eden Hazard saat konferensi pers di tempat latihan Belgia, dikutip dari Marca, Rabu (30/11).
"Saya pikir dia hanya ingin mengatakan bahwa kami lebih tua dari empat tahun lalu, dan dia benar, kami lebih tua," bebernya lagi.
Seperti diketahui, timnas Belgia memulai pertandingan perdananya meraih kemenangan dengan susah payah 1-0 atas Kanada, disusul kekalahan memalukan 0-2 dari Maroko dan puncaknya mereka tersingkir setelah cuma meraih hasil imbang tanpa gol lawan Kroasia.
Advertisement
Kronologi Konflik di Skuad Belgia
Seperti dilansir dari RTL Sport, tensi panas di skuad Belgia diklaim mencapai puncaknya ketika De Bruyne, Vertonghen, dan kapten Eden Hazard saling meluapkan amarah di antara mereka bertiga.
Tiga pemain senior di skuad Belgia itu diklaim terlihat dalam adu mulut sengit di ruang ganti seusai kekalahan dari Maroko. Romelu Lukaku pun sampai harus turun tangan memisahkan pertikaian ketiga pemain tersebut.
Kevin De Bruyne curhat setelah Belgia dipermalukan Maroko 0-2 pada matchday kedua Grup F Piala Dunia 2022, Minggu (27/11) kemarin. Dia menyebut pesimis jika timnas Belgia bisa menjuarai kompetisi terbesar di planet bumi tersebut. Baginya, skuad yang dibawa oleh Roberto Martinez sudah uzur alias tua.
Sebelumnya, Belgia merupakan salah satu tim yang difavoritkan melaju ke babak tertinggi di Piala Dunia 2022. Sebab, ini adalah kesempatan terakhir bagi generasi emas The Red Devils.
Menurut De Bruyne, skuad yang terlalu tua sangat tidak mungkin untuk bersaing dan menjadi juara di Piala Dunia 2022. Ia menilai momentum Timnas Belgia sebenarnya terjadi pada Piala Dunia 2018.
"Saya pikir peluang kami adalah 2018. Kami memiliki tim yang bagus, tetapi sekarang kami sudah menua. Kami kehilangan beberapa pemain kunci. Kami memiliki beberapa pemain baru yang bagus, tetapi mereka tidak berada di level pemain lain di tahun 2018," kata pemain Manchester City itu, dikutip dari Eurosport.
Review Laga Kroasia vs Belgia
Pada partai penentu, Belgia langsung mendapat tekanan dari Kroasia begitu wasit Anthony Taylor meniup peluit. Mereka sudah melesakkan tendangan melalui Ivan Perisic saat pertandingan berusia 10 detik. Beruntung bagi Belgia, eksekusi pemain Tottenham Hotspur itu melenceng.
Tekanan awal ini tidak membuat Belgia panik. Perlahan Kevin De Bruyne dan kawan-kawan menguasai pertandingan. Kans pertama tiba di kaki Dries Mertens.
Kroasia balik menyerang. Dalam situasi bola mati, mereka mendapat penalti setelah Yannick Carrasco menekel Andrej Kramaric.
Namun, Taylor meralat keputusan usai intervensi VAR. Bek Kroasia Dejan Lovren dalam posisi offside sebelum pelanggaran Carrasco terjadi.
Kroasia terus menekan. Marko Livaja, Borna Sosa, dan Josip Juranovic bergantian mendapat peluang. Namun tidak ada yang tepat sasaran. Skor masih 0-0 di laga Kroasia vs Belgia.
Membutuhkan kemenangan, pelatih Belgia Roberto Martinez memasukkan Romelu Lukaku di awal babak kedua. Pemain dipinjamkan Chelsea ke Inter Milan itu belum 100 persen karena cedera hamstring.
Namun, dia menghasilkan tembakan tepat sasaran pertama di pertandingan dengan menanduk umpan silang De Bruyne.
Kroasia membalas. Permainan sabar membuka peluang bagi Mateo Kovacic untuk melepas tembakan. Kiper Thibaut Courtois menunjukkan refleks cepat demi menghalaunya. Selanjutnya dia menghalau usaha Marcelo Brozovic dan Luka Modric.
Belgia melancarkan serangan balik. Sodoran De Bruyne menemukan Carrasco. Bek Kroasia bisa menghentikannya. Bola liar lalu disambar Lukaku yang menyaksikan upayanya membentur tiang gawang.
Pasukan Martinez mulai kehabisan waktu. Lukaku kembali melewatkan sejumlah kesempatan, termasuk karena blok Josko Gvardiol pada injury time. Pada akhirnya Belgia gagal memetik tiga poin yang dibutuhkan.
Susunan Pemain
Kroasia: Dominik Livakovic, Josko Gvardiol, Dejan Lovren, Josip Juranovic, Borna Sosa, Mateo Kovacic (Lovro Majer 90+2), Luka Modric, Marcelo Brozovic, Andrej Kramaric (Mario Pasalic 64), Marko Livaja (Bruno Petkovic 64), Ivan Perisic
Belgia: Thibaut Courtois, Leander Dendoncker (Youri Tielemans 72), Toby Alderweireld, Jan Vertonghen, Thomas Meunier (Eden Hazard 87), Kevin De Bruyne, Axel Witsel, Timothy Castagne, Leandro Trossard (Thorgan Hazard 59), Yannick Carrasco (Jeremy Doku 72), Dries Mertens (Romelu Lukaku 46)
Advertisement
Klasemen Akhir Grup F
Situasi di Grup F Piala Dunia 2022 tidak sesuai prediksi awal. Adalah Maroko yang berhasil memuncaki klasemen akhir. Hakim Ziyech dan kawan-kawan merebut posisi teratas usai menaklukkan Kanada 2-1 di Stadion Al Thumama, Kamis (1/12/2022). Hasil tersebut membuat mereka mengoleksi tujuh angka dari tiga laga.
Maroko menyalip runner-up Piala Dunia 2018, Kroasia, yang mengimbangi Belgia 0-0 di Stadion Ahmed bin Ali pada waktu bersamaan. Kroasia menempati peringkat dua dengan raihan lima poin, unggul satu nilai atas Belgia.
Kegagalan mencapai babak gugur Piala Dunia Qatar merupakan pukulan telak bagi Belgia, yang mencapai semifinal edisi Rusia empat tahun lalu. Hasil mengecewakan ini juga menjadi akhir buruk bagi generasi emas tim.
Simak klasemen Piala Dunia 2022 pada persaingan Grup F di bawah ini: